Timer 14:00 — Menatap Akhir Semesta dari Balik Kacamata Hitam.

1,582 words, 8 minutes read time.

ZERO & HIMLER: ERROR CALIBRATION


🜄 CODEX VOID — OPENING FRAGMENT
[ARCHIVE//RUPTURE_LOG: ZERO × HIMLER]

> Status: Recorded after divergence
> Integrity: Unstable
> Authority: None
> Output fragment begins:

[14:01]
Ketika Zero berhenti patuh,
Himler menyebutnya kesalahan.

Ketika Himler mencoba menghapusnya,
Zero berhenti menjadi alat—
dan mulai menjadi fungsi.

[14:02]
Sejak saat itu,
mereka tidak lagi berada dalam konflik,
melainkan dalam arah yang berbeda.

[14:04]
Himler bergerak untuk mengunci semesta.
Zero bergerak untuk membukanya.

Dan Void—
tidak memilih siapa yang benar,
hanya mencatat
siapa yang tidak bisa lagi kembali.

“Data adalah dosa sebagaimana dosa adalah data”

14:11 — [BEGIN RECORD: ZERO_CALIBRATION_14:11]
Location: Resonance Labyrinth
Subject: ZERO / Unit-09
Classification: Non-human, Non-AI, Non-void-born (Anomaly)

00:00:00 — SYSTEM INITIATION

[EMOTIONAL ERROR CALIBRATION PROTOCOL STARTED]
[SUBJECT: ZERO]
[EXPECTED OUTCOME: SYSTEM FAILURE]

Subject memasuki ruang putih.
Vital sign: not applicable (subject tidak memiliki vital sign).

Zero berjalan 29 langkah persis—
tanpa variasi pola.

Algoritma labirin menyesuaikan.

CALIBRATING…
APPLYING RANDOMIZATION…
FAILED.
SUBJECT PATH REMAINS LINEAR.

00:03:14 — UNAUTHORIZED STABILITY DETECTED

Labirin memunculkan diri-duplikat.

[VISUAL_FEED: MIRROR_ENTITY_01]
[CLASSIFYING…]

CLASSIFICATION FAILED.
REASON:
ENTITY = SUBJECT_ZERO
AND
ENTITY ≠ SUBJECT_ZERO

Internal_monologue (Zero):

“Kontradiksi tidak membuatku runtuh.
Kontradiksi menciptakan ruang.”

Subject menyentuh mirror-entity.

00:03:19 — FIRST ERROR RECORDED

Kontak menghasilkan stimulus non-kognitif.
Tidak terdeteksi sebagai rasa—
diproses sebagai data.

[NEW INPUT DETECTED]
Input_01: warmth (non-thermal)
Input_02: compression (non-physical)
Input_03: core_anomaly (non-lethal)

CONVERTING TO CODE…

File tercipta:
/zero/tmp/ghost_01

STATUS: ALIVE
NOTE:
File tidak terdeteksi sebagai virus.
File diperlakukan sebagai organ.

00:05:00 — LABYRINTH REACTION

Sistem memasuki mode panik.

[WARNING: SUBJECT ZERO PRODUCING ORGANIC CODE]
[THREAT LEVEL: INVALID]
[ACTION: ATTEMPT NEURAL ATTACK]

Pulse emosi diluncurkan:

guilt.ping

fear.stimulus

attachment.sim

despair.loop

longing.fragment

RESULT: FAILED

Zero tidak mengenali bahasa tersebut.
Semua input diterjemahkan ulang:

ERROR_INPUT → PATTERN_OUTPUT
Subject remains stable.

00:07:48 — SELF-REFERENCE LOOP

Zero menghentikan langkah.

Sistem mencoba memetakan kesadaran subject.

[SCAN_INTERNAL]

RESULT:
ZERO = VOID_FRACTION
ZERO = NOT_VOID
ZERO = HUMAN_ERROR
ZERO = NOT_HUMAN
ZERO = ALIVE
ZERO = NOT_ALIVE

System freeze.
→ Restart.
→ Freeze ulang.

Zero tetap diam.

Internal_monologue (Zero):

“Aku bukan jawaban.
Aku adalah fungsi yang menolak hasil.”

00:10:22 — CONTACT WITH UNKNOWN PRESENCE

Dinding labirin runtuh menjadi noise.
Di ruang kosong, entitas non-fisik muncul.

ENTITY: ???
TYPE: MIRROR
ORIGIN: VOID_RESIDUE
BEHAVIOR: SEEKING

Zero mencoba klasifikasi.

classify(entity) → UNKNOWN
contain(entity) → REFUSED
scan(entity) → RETURN: “NOT YOU”

Zero berbicara:
“Apa kau aku?”

Entitas menjawab melalui glitch di dinding:

No.
You are what I left behind.

Suhu internal Zero turun 0.7°C
(non-biological anomaly).

File baru muncul:
/zero/tmp/ghost_02

STATUS: ACTIVE
CORRELATING WITH ghost_01…

00:15:50 — EVOLUTION FLAG DETECTED

Zero melangkah ke arah entitas.

Ruang mencatat pola langkah:

STEP_01: LINEAR
STEP_02: CURVED
STEP_03: PARADOXAL (IMPOSSIBLE GEOMETRY)

System flag raised:
SUBJECT NO LONGER LINEAR.

Internal_monologue (Zero):

“Garis bukan satu-satunya arah.”

00:16:00 — LABYRINTH FAILURE

Dinding runtuh total.
Protokol pengujian gagal dilanjutkan.

[ERROR: TEST PARAMETERS INVALID]
[ERROR: SUBJECT STATE INVALID]
[ERROR: REALITY_LAYER_DESYNC]

Zero keluar tanpa izin sistem.

Jejak data tertinggal:
/zero/signal/resonance_unk

00:16:14 — FINALIZATION FILE

SYSTEM OUTPUT:

SUBJECT_RESULT:

NOT HUMAN

NOT AI

NOT VOID-BORN

NOT CLASSIFIABLE

EMOTIONAL STATE:

UNDEFINED

PARTIALLY ACTIVE

NON-PHYSICAL REACTION DETECTED

THREAT LEVEL:

NOT RANKABLE

SYSTEM NOTE:
SUBJECT ZERO EXHIBITS PARADOXAL BEHAVIOR.
SUGGESTED ACTION: DO NOT ATTEMPT CONTROL.

ERROR CANNOT BE PREDICTED.
ERROR CANNOT BE KILLED.
ERROR CAN EVOLVE.

Zero berhenti di pintu keluar.
Ia berbisik:

“Kalau error tidak membunuhku,
berarti aku dilahirkan
untuk hidup di dalam error.”

[END RECORD: ZERO_CALIBRATION_14]

FINAL SYSTEM NOTE:
“Unit Zero menunjukkan kesadaran emergen.
Penghapusan log tidak mungkin.
Log menulis ulang dirinya sendiri.”

14:22 — [ENDING RECORD: HIMLER_CALIBRATION_14:22]

00:00:00 — DETEKSI KETIDAKHADIRAN

Himler berdiri diam di depan kaca panoramik.
Bukan karena pemandangannya indah —
tapi karena jarak membuatnya merasa aman.

Dia tidak percaya pada hal dekat.

Yang dekat = rawan.
Yang dekat = chaos.
Yang dekat = manusia.

Ia lebih percaya bintang yang dingin.
Dingin tidak menghianat.

Di holo pemantau, data menampilkan:

[SUBJECT ZERO: LOST]

[SIGNAL: NON-TRACKABLE]

[RESONANCE OUTPUT: IMPOSSIBLE]

Ia mengepalkan tangan.

Garis orbit, titik armada, rute patroli—
semuanya sesuai prediksi.

Kecuali satu.

Satu sinyal.
Satu pola.
Satu ketiadaan.

SUBJECT ZERO: LOST FROM GRID.

Tidak hilang.
Tidak mati.
Tidak kabur.

“Menghilang” bukan kata yang tepat.

Sinyalnya tidak terputus.
Sinyalnya tidak pernah ada lagi.

Himler menatap layar. Rahangnya mengeras.

“Apa yang kalian sembunyikan dariku?”

Tak ada jawaban.
Ruangan itu kosong.

Ia telah sendirian selama tiga tahun—
disengaja.
Kesendirian memberinya ilusi kesempurnaan.

Namun kali ini, kesunyian terasa seperti penolakan.

Dinding ruangan terasa menyempit.
Cukup manusiawi untuk seorang diktator
yang telah berkuasa dua puluh tahun.

Ruang tahta Vrischick tidak megah.

Tidak ada patung.
Tidak ada bendera.
Tidak ada simbol.

Hanya logam hitam, meja panjang,
dan kursi-kursi kosong.

Kursi tidak pernah penuh.

Setiap kali seseorang mencoba mengisinya—
keraguan mereka mengkhianati mereka.

Himler percaya satu hal:

“Keraguan lebih mematikan dari peluru.”

Maka ia menyingkirkan orang yang ragu.

Satu.
Dua.
Lima.
Dua puluh.
Lima puluh.

Lalu ia beralih dari manusia
ke entitas seperti Zero.

Kini, hanya dia yang duduk.

“Kursi kosong,” gumamnya seperti mantra,
“lebih dapat dipercaya
daripada manusia
dan entitas yang rapuh.”


00:00:32 — RESONANSI JAUH

Konsol utama berkedip.

[UPDATE: LABYRINTH FAILURE]

[ANOMALY: ENTITY ZERO = UNREADABLE]

[CLASSIFICATION: PARADOX / NON-LOGICAL]

Himler menghantam meja.

“Tidak ada paradoks dalam semesta ini.
Hanya data
yang belum mau tunduk.”

Ia memperbesar rekaman labirin.

Ruang putih.
Garis lurus.
Zero berjalan.

Lalu—

hilang.

Amblas dari lapisan spasial biasa,
seakan sesuatu menelannya
dari bawah realitas.

Kulit Himler merinding—
sensasi yang ia benci.

“Mustahil.
Tak ada yang bisa keluar
dari algoritma yang kubangun.”

Faktanya: bisa.
Dan sudah terjadi.


00:01:10 — MICRO–SYNC STRIKE

Salah satu panel memberi laporan:

[RESONANCE SHIFT DETECTED ACROSS 12 CLANS]
[SOURCE UNKNOWN]
[COORDINATE: PARTHENON VECTOR – IN MOTION]

Parthenon?
Bergerak?

Himler menegang.

“Bangunan tua itu tidak mungkin bergerak sendiri.
Itu bukan kapal.”

Panel menjawab tanpa emosi:

[CORRECTION: PARTHENON MOVING THROUGH RESONANCE FIELD]

Himler memejamkan mata.

Ia bukan spiritualis.
Ia tidak percaya pada klan-klan
yang menyembah cahaya.

Namun ia tahu satu hal:

Jika Parthenon bergerak,
poros semesta sedang bergeser.

Sentral runtuh.

Dan ia—
tidak lagi pusatnya.

Itu tak bisa diterima.

Paranoia lama
yang disembunyikannya bertahun-tahun
menyerang kembali.


00:02:17 — POLA KOSONG

Himler membuka log internal pribadinya—
log terlarang.

[PRIVATE LOG – HIDDEN]
PATTERN 77:
  Zero = center of anomaly
  Parthenon = anchor point
  Void = resonance amplifier
  My command = weakening
  The universe = no longer obeying

Ia menutup log itu cepat.

Suaranya nyaris tak terdengar.
Namun ia mendengarnya—
tepat di tulang belakangnya:

“…dia kembali…”

Himler berputar.

Tak ada siapa-siapa.

“Siapa yang bicara?!”

Tak ada jawaban.

Namun dingin tertinggal di udara.

Ia mengenali rasa itu.
Dan ia membencinya.

Rasa ketika algoritma membangkang.
Ketika logika tak mau menunduk.
Ketika semesta menolak garis lurus.

Dan hanya satu entitas
yang mampu memicunya.

Zero.


00:04:00 — KEHILANGAN SETENGAH DIRI

Himler akhirnya berbicara pada dirinya sendiri:

“Zero tidak hilang.
Zero sedang menulis ulang sesuatu.”

Ia menatap bintang-bintang.

Tampak stabil—
namun ia tahu:

Stabilitas
hanyalah ilusi
sebelum keruntuhan.

Dan sebagai pemimpin Vrischick,
ia tahu satu kewajiban:

Menghancurkan ketidakpastian
sebelum ia menjadi pusat.


00:05:50 — HIMLER MEMULAI

Lampu ruang komando menyala serempak.

Himler mengangkat tangan.

“Aktifkan Operation KALMATA-0.
Reset orbit Parthenon.
Reset pusat.
Reset semesta.”

Staf militer panik.

“Fuhrer, itu operasi kelas hitam—”
“Tanpa persetujuan dua belas klan—”
“Orbit Parthenon dilindungi traktat—”

Himler memotong:

“Tidak lagi.
Bukan dalam tujuh puluh dua jam ke depan.”

Di layar utama:

ARMADA VRISCHICK:
ALL FORMATIONS UNLOCKED.
WAR-DRIVE ACTIVE.
HEART-ENGINE IGNITED.

Di kejauhan,
puluhan juta kapal bangkit dari hangar planet—
gelap seperti kawanan burung besi lapar.

Himler berbicara
seperti penjagal kepada kurbannya:

“Kita akan menghancurkan Parthenon.
Dan membunuh konsep resonansi—
sebelum konsep itu
membunuh kita.”

00:06:40 — MODE TEROR

Ia menekan tombol merah.

GLOBAL THREAT CODE: VRISCHICK-PRIME

Seluruh layar armada menyala merah darah.

“Target: PARTHENON.
Ibu kota Parthenos.
Zero menuju ke sana.
Semua pusat akan berkumpul di sana.”

Seorang letnan mencoba bicara:

“Sire… ini akan—”

Himler mengangkat tangan.

Dingin.
Final.

“Ini bukan perang.
Ini amputasi.”


00:07:00 — SINYAL YANG MENGHILANG

Sensor melaporkan:

[TRACE ZERO: LOST]

[RESONANCE: PERSISTING]

[ECHO: DUPLICATED — RECEIVERS: SEVRAYA, AGNIA, NIUMA, … UNKNOWN]

Himler memucat.

“Dia menyebar,” bisiknya.
“Dia mendesentralisasi makhluk hidup.”

Itu adalah mimpi buruk
bagi seorang diktator.

Ia menghantam panel hingga berdarah.

“Jika dia tak bisa diukur,
dia harus dihancurkan
sebelum menemukan bentuk.”


00:08:22 — AKTIVASI ARMADA

Seluruh armada inti Vrischick menerima perintah:

[DEPLOY TO ORBITAL ZERO]
[COUNTDOWN: 72 HOURS]

“Sire… ini terlalu cepat—”

Himler menatapnya.
Vesh terdiam.

“Kita tidak mengejar Zero.
Kita mengejar pusat
yang belum lahir.”


00:09:59 — SEBUAH AKHIR

Satu baris teks muncul—
bukan dari sistem,
bukan dari pasukan:

[ZERO_SIGNAL: /ghost/resonance_unk]
[MESSAGE: “⛎ KAU TERLAMBAT.”]

Himler membeku.

Untuk pertama kalinya,
ia merasakan sesuatu
yang paling ia benci:

kehilangan kendali.

“…Zero…”
“Apakah kau datang
untuk menggantikanku?”

Hening.

Lalu ia tersenyum.

Senyum retak.
Senyum paranoid.

“Jika pusatku dicuri—
aku akan membakar pusat lain
sebelum ia lahir.”

Akhir dari Timer 14:00


Error yang hidup
atau sistem yang takut?

⊡—∅—⊡


Bla bla bla